Minggu, 13 September 2015

PROPAGANDA POLITIK


Propaganda secara sederhana dapat diartikan sebagai informasi yang disebarkan untuk mempengaruhi dan membentuk sikap dan pikiran sekelompok orang. Propaganda adalah fenomena sosiologi yang ada dalam setiap masyarakat sejak jaman pra modern. Oleh karena itu, propaganda bukan barang using yang hanya digunakan oleh dictator atau rezim otoriter. ( Rianne Subijanto dalam Indoprogres)
Agitasi propaganda yang dikerucutkan dalam studi komunikasi politik adalah merupakan alat yang digunakan untuk mem perngaruhi khalayak baik itu untuk kepentingan subyektif maupun untuk kemaslahatan bersama. Propaganda lahir oleh medium yang sangat signifikan, adalah media massa yang mampu menyuntikan opini public untuk berkicau masalah kebijakan-kebijakan pilitik pemerintahan yang berpengaruh dalam hajat hidup masyarakat.
Jarum hypodermic atau yang biasa disebut dengan teori peluru, dahulu media massa degunakan untuk praktek propaganda politik dimana dimana media dapat menyuntikan “sesuatu” yang dapat mempengaruhi opini public dan pemaknaan tertentu.
Propaganda tidak dapat dipisahkan oleh mediumnya yaitu media massa terutama dalam urusan politik praksis ataupun para elite politik yang ingin berkuasa. Media sendiri juga lahir sebagai “ Four Estate” pilar keempat Negara yang menjunjung demokrasi trasnparan untuk memantau kebijakan Eksekutif, Legislatif dan yudikatif.
Salah satu focus propaganda adalah efektifitas. Artinya, dalam teknik penyebaranya, bentuk da nisi pesan yang disampaikan dikalkulasikan secermat mungkin unyuk mencapai tujuan yang diinginkan. Propaganda yang efektif adalah sintesis dan manipulasi dari tiga hal berikut ini : symbol, retorika dan mitos. Selain itu, ada juga elemen-elemen propaganda lainya yang sering digunakan: manipulasi dan tipu daya, imitasi, konstruksi musuh dan bahasa yang merendahkan. Selain elemen propaganda ini, ada dua konsep penting dalam pendidikan melek media ( media literacy)yang penting dalam memahami proses bekerjanya propaganda: peran media dalam menetapkan agenda ( agenda setting) dan peran pemimpin opini dalam membentuk opini. ( analisis propaganda pemilu 2014 dalam Subijanto Rianne)
Dalam praktiknya propaganda politik sangat besar , adalah ketika Indonesia sedang melakukan hajat besar yaitu pemilu pergantian presiden . pemilu pada tahun 2014 misalkan propaganda politik yang dilatarbelakangi oelh kepentingan subyektif sangata terasa, baik dipihak Prabowo maupun Jokowi, berikut adalah beberapa macam propaganda :
Simbol adalah bentuk yang diberikan makna tersendiri contohnya , Ketika prabowo menggunakan lambang burung garuda yang melambangkan sifat  nasionalisme, dan memakai kuda serta senjata sebagai bentuk katria dan militer.



Selain itu kita berpaling ke pihak calon presiden Jokowi yang mempraktikan propagandanya untuk mempengaruhi massa, contohnya ketika jokowi memakai kemeja kotak -kotak merah itu juga berpengaruh besar terhadap kalangan masyarakat yang juga sebagian besar mengikuti memakai kemeja persis yang dipakai idolanya jokowi, jokowi juga memakai kemeja berlengan panjang yang dilempit sampai ke siku yang menandakan bahwa ia adalah seorang yang suka bekerja keras yang dapat memimpin Negara.
Berikut adalah praktik-praktik propaganda politik yang ada di Indonesia serta masih banyak lagi propaganda lainya. Dengan media propaganda semakin mudah dilakukan elite politik untuk menyuntikan apa yang inign disampaikan kepada public

0 komentar:

Posting Komentar